Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo |
LOMBOK TENGAH, -- Sektor pertanian, yang di dalamnya juga terdapat peternakan merupakan salah satu sumber mata pencaharian terbesar rakyat Indonesia. Keberlangsungan sektor ini pun begitu krusial, terlebih di masa pandemi Covid-19. Untuk itu, para petani dan peternak diwajibkan dapat terus produktif.
Hari ini, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Provinsi NTB dalam rangka panen pedet bersama peternak di Lombok Tengah, Sabtu, 22 Agustus 2020. Kedatangannya disambut langsung oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah berserta unsur Forkopimda dan juga Kepala OPD Provinsi NTB. Tak ketinggalan, Bupati Lombok Tengah, Walikota Bima, dan Bupati Bima beserta jajaran Pemda menyambut kedatangan Menteri Kabinet Indonesia Maju tersebut yang juga tiba bersama rombongan, salah satunya anggota Komite II DPD RI, TGH. Ibnu Halil, S.Ag, M.Pd.I.
Berlangsung di Desa Barabali, Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah, Menteri Pertanian didampingi Gubernur melakukan panen pedet yang merupakan hasil dari Inseminasi Buatan (IB) program Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri). Tak hanya itu, pada kegiatan ini ada pula pameran hewan ternak produktif serta tanaman pangan binaan Litbang, Dinas Pertanian dan Perkebunan serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Tengah.
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo mengaku senang melihat energi dan semangat Kepala Daerah dan juga petani maupun peternak di NTB. Ia yakin Gubernur dan Bupati/Walikota memiliki semangat yang besar dalam mengembangkan peternakan di NTB.
"Saya bisa lihat kegairahan yang ada," ungkapnya.
Dengan kekompakan Forkopimda beserta para petani dan peternak maka sektor pertanian dan juga peternakan diyakini akan berhasil. Untuk itu, Ia meminta agar strategi dalam sektor pertanian haruslah disusun dengan matang serta mampu melihat sinyal dan potensi yang ada.
Terlebih lagi, di situasi pandemi Covid-19 yang melemahkan seluruh dunia. Menurutnya, pertanian dan peternakan merupakan salah satu sektor yang paling menjanjikan keberlangsungannya.
"Yang paling menjanjikan bisa bertahan di era Covid-19 seperti ini, karena ini dampaknya pasti lebih dari satu atau dua tahun, adalah pertanian yang juga di dalamnya ada peternakan," jelas Mentan.
Ia kemudian menilai strategi dan langkah yang dilakukan Gubernur dan Kepala Daerah di NTB telah tepat. "Sudah benar strateginya pak Gubernur, Walikota, Bupati yang ada di NTB kembali melirik pertanian untuk lebih kuat," lanjutnya.
Lebih lanjut, mantan Gubernur Sulawesi Selatan tersebut menyebut bahwa hanya dua sektor yang mampu tumbuh positif dalam perekonomian Indonesia di kwartal kedua ini. Salah satunya ialah sektor pertanian, yakni sebesar 16,4 persen. Begitu pula dengan kegiatan ekspor yang disebutnya mampu terus meningkat tiap bulannya.
"Ekspor kita dari bulan ke bulan naik. Kemarin 12,6 persen, bulan lalu 15,4 persen, sekarang ini 22,1 persen," ungkapnya.
Selain itu, Mentan menegaskan pihaknya bertekad memajukan peternakan Indonesia khususnya swasembada daging sehingga secara bertahap dapat dipenuhi sendiri dan tidak lagi didatangkan dari negara lain (impor). NTB juga merupakan salah satu lokomotif budidaya sapi Indonesia. Oleh sebab itu peternakan di NTB harus bergerak lebih kuat guna menopang persediaan daging nasional secara mandiri.
"Sesuai arahan bapak Presiden Jokowi bahwa kita harus bisa cukupi kebutuhan pangan dari produksi sendiri. Kita masih impor 280 ribu ton atau 1,2 juta ekor sapi per tahun. Masa harus beli dari luar, kenapa kita tidak produksi sendiri? Oleh karena itu, pak Gubernur mari kita kuatkan pertanian NTB. Kita siapkan program 1.000 desa sapi, 1 desanya 200 ekor sapi. Kita kembangkan sapi limosin dan brahman, tak terkecuali sapi lokal juga," terang pria yang kerap disapa SYL tersebut.
Sebelumnya, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengapresiasi program prioritas Mentan "Sikomandan". Program ini disebutnya telah begitu membantu NTB khususnya Lombok Tengah yang merupakan salah satu lokomotif budidaya sapi. Lombok Tengah, yang juga telah ditetapkan sebagai Top Priority Destination menurutnya dapat meningkat kualitas serta keunikan pariwisata melalui hal ini.
"Kami ingin nanti pak Jokowi datang kesini bukan hanya melihat tourism destination, tapi mudah-mudahan di sekitar Mandalika supaya sekali jalan nanti sapi-sapi bantuan Presiden dan bantuan pak Menteri Pertanian sekalian bisa dilihat perkembangannya," ujar Gubernur yang akrab disapa Bang Zul tersebut.
Bang Zul juga sadar betul bahwa pembangunan yang ada selama ini tidak boleh direduksi sebatas Commodity Centre Approach melainkan harus ada Upgrading Human Capacity di dalamnya. Ia tidak ingin masyarakat NTB pada event internasional mendatang hanya menjadi penonton di tempatnya sendiri.
"Kalau ini sukses, maka Insya Allah lahan yang sangat luas di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, siap desa-desa kami diseluruh Nusa Tenggara Barat mengembangkan program unggulan yang diinisiasi oleh pak Menteri Pertanian," tambahnya.
Pada kegiatan ini, Kementerian Pertanian juga turut menyerahkan bantuan untuk sektor pertanian dan peternakan di NTB. Bantuan tersebut sebesar Rp 10,85 miliar dan khusus Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp 1,79 miliar. Bantuan untuk Provinsi NTB tersebut berupa berupa sapi potong 140 ekor, kambing 225 ekor, ayam lokal 4.000 ekor, bibit itik 10 ribu ekor serta optimalisasi reproduksi sebanyak 126.993 akseptor. Ada pula penyerahan fasilitas KUR BRI sebesar 178,48 miliar, polis asuransi ternak sapi kerbau Provinsi NTB sebanyak 1.669 ekor dan klaim asuransi ternak sapi kerbau Rp 1,67 miliar. (gl 02).