MATARAM,
Pendemi Covid-19 masih menjadi masalah yang dihadapi dunia saat ini, termasuk di Provinsi NTB. Model penanganannya berbeda dengan pandemi yang lain. Apabila seseorang terjangkit Covid-19 maka langkah pertama penanganannya adalah diisolasi, sehingga tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Hal itu, tentu akan memberikan efek psikologis bagi penderita.
Sehingga Covid-19 ini, bukan hanya memberikan dampak pada kesehatan, tapi juga memberikan dampak ekonomi bahkan psikologis masyakarat.
“Tenaga psikiater itu sangat-sangat penting, karena efek mental ini, memiliki pengaruh yang luar biasa di dalam penangan Covid-19 ini,” kata Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat membuka sekaligus menjadi keynote speaker pada Webinar Simposium Antar Bangsa Kesejahteraan Psikologi dan Emosi melalui virtual, Sabtu (26/9/2020) di Pendopo Wakil Gubernur NTB.
Wagub mengatakan, yang paling utama dari penanganan Covid-19 itu adalah mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker bila beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dan mencuci tangan. Menurut Wagub, apabila hal itu patuh diterapkan, maka protokol kesehatan Covid-19 ini tidaklah susah. Akan tetapi sebagaian masyarakat belum sadar akan hal tersebut.
“Harus kita pikirkan bersama, bagaimana caranya supaya kesadaran masyarakat itu tumbuh, mau memiliki responsibility untuk menyelamatkan dirinya, keluarganya, orang-orang disekitarnya. Sebenarnya itu yang paling penting dalam penangan covid,” ucap Wagub.
Menurut Wagub, dalam penanganan Covid-19 ini, mendisiplinkan seluruh masyarakat untuk mematuhi protokol Covid-19, menjadi hal yang paling sulit. “Di masa pandemi ini, tidak ada pilihan lain, kita harus bisa hidup aman dan produktif, bagaimana cara kita supaya bisa hidup secara aman dan produktif, jawabannya cuman satu, patuhi protokol covid. Kalau kita patuhi protokol covid, kasus turun, kondisi kita aman, kita bisa berkegiatan dengan protokol covid,” tuturnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemprov NTB telah melakukan berbagai upaya dan langkah serius, salah satunya mengeluarkan Perda Penanggulangan Penyakit Menulur. Perda ini, semata-mata untuk meningkatkan kedisiplinan publik dan edukasi bahwa pentingnya menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Perda yang kami buat ini, yang pertama di Indonesia, jadi NTB ini mengeluarkan Perda untuk disiplin protokol covid dan Alhamdullilah ini sekarang kami sedang bekerja bagaimana untuk implementasi penerapannya. Mungkin membuat Perdanya gampang, tapi mengimplementasikan Perda itulah yang harus betul-betul kita gotong royongkan bersama dan kami bekerja sama dengan TNI dan Polri,” ujarnya.
Lebih jauh Wagub menyampaikan bahwa TNI dan Polri di NTB sangat luar biasa dalam mendukung untuk penegakan protokol Covid-19. Pemprov NTB juga terus berupaya memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan sehingga masyakarat kembali hidup normal dan produktif.
Wagub menyampaikan bahwa setiap musibah pasti ada hikmah dibaliknya. Sehingga dalam menghadapi pandemi Covid-19, masyarakat tidak boleh berdiam diri atau pasrah, akan tetapi harus bangkit, semangat, produktif dan mengedepankan kesehatan.
Pada kesempatan itu pula, Wagub mengapresiasi kontribusi dari para pembicara, yang telah membagikan pengetahuan serta segala sesuatu yang positif pada webinar tersebut. “Mudah-mudahan itu dibalas oleh Allah SWT sebagai amal ibadahnya. Karena memang sekarang ini kita tidak bisa berpikir hanya take and give saja di masa sulit ini, semua kita niatkan untuk ibadah ,” harap Wagub.
Wagub mengatakan, Pemprov NTB terus mendorong hasil-hasil produksi di dalam daerah, supaya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat.
"Jadi, program bantuan sosial kami tersebut adalah hasil dari masyarakat NTB sendiri. Ini cara kami untuk mendorong ekonomi di saat sulit. sehingga UKM-UKM atau usaha kecil menengah yang ada di NTB ini bisa tetap tumbuh, ekonomi bisa tetap berputar walaupun keadaannya lebih sulit,” ucapnya.
Terakhir, ia menjelaskan bahwa program bantuan sosial Pemprov NTB, tidak berupa uang , akan tetapi berupa barang yang dihasilkan dari UKM-UKM di NTB atau produk lokal NTB. Sehingga dapat menjadi stimulus bagi masyarkat khususnya masyarakat yang terdampak pandemi untuk dapat bangkit kembali perekonomiannya.(gl 02).