MATARAM , - Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif di Indonesia ternyata masih belum dilaksanakan dengan baik. Bayi 0 hingga 6 bulan, hanya butuh ASI dari ibunya untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Tak ada susu formula semahal apapun yang bisa menandingi ASI. Untuk itu, sangat penting memberikan ASI selama 6 bulan sejak kelahiran bayi, tak hanya itu, peran seorang ayah juga sangat besar dalam kelancaran ASI tersebut.
“Peran seorang ayah sangat penting, seorang ayah bisa menyemangati istri, serta memberikan support dalam mengurangi rasa stres kepada istri pasca melahirkan,” ungkap Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah saat membuka webinar Ayah ASI bertempat di Hotel Lombok Astoria, Selasa, 29 September 2020.
Ketua TP PKK Provinsi NTB tersebut melanjutkan, Pemprov NTB memiliki tantangan yang cukup besar dalam pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di NTB. Terlebih, sejak gempa bumi, fokus pemerintah rekonstruksi pasca gempa, ASI ekslusif menjadi terganggu.
“Di NTB sebagian besar ada budaya patriarki, seorang ayah sedikit berperan dalam membantu proses pemberian ASI yang baik kepada bayi,” tambah Ketua TP PKK yang akrab disapa Bunda Niken tersebut.
Bunda Niken bercerita, di Vietnam, seorang ayah diberikan cuti hingga empat bulan ketika istrinya melahirkan, itu semua dilakukan agar bayinya mendapat ASI yang baik untuk bayinya.
“Selama cuti, seorang ayah bisa menyemangati istri, bisa meringankan pekerjaan istri sehingga tidak stres,” ujar Bunda Niken.
Peran ayah, tambah bunda Niken, sangat besar pasca istri melahirkan, tak hanya memberikan nafkah, tapi membantu pekerjaan istri, terlebih di masa pandemi saat ini, seorang ayah harus tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan bayi.
“Kita harus sampaikan kepada seluruh ayah di NTB ini, bahwa, peran ayah sangat penting dalam menyediakan lingkungan yang kondusif bagi ibu dan bayi,” tutup Bunda Niken.
Webinar yang mengangkat tema Pelibatan Peran Ayah dalam Mendukung Keberhasilan Menyusui dalam Mencegah Stunting dan Gizi Buruk tersebut juga dihari secara virtual oleh Yudhistira Yewangoe, selaku Perwakilan UNICEF NTB-NTT.
Yudhistira mengatakan, peran ayah cukup strategis, apalagi pasca istri melahirkan. Ia mengatakan, istri akan menjadi sangat sensitif, stres, bahkan mentalnya menjadi terganggu.
“Harus ada pembagian tugas, tidak bisa semuanya dibebankan kepada istri,” ungkapnya.
Saat bayi mulai berkembang, disini peran ayah diuji. Sekarang ayah harus mampu membagi waktu, antara pekerjaan, mengurus istri hingga merawat dan mengajak anak untuk bermain.
“Peran ayah sangat penting dalam membentuk kesehatan mental anak, ajak anak bermain, jangan stres jika mendengar tangisan mereka,” tambahnya.
Di masa pandemi ini, vaksin pertama yang harus diberikan kepada sekarang bayi itu adalah ASI, tak bisa digantikan dengan yang lain.
“Ya hanya ASI, hingga usia bayi enam bulan, jangan berikan yang lain,” ujarnya.
Sebelumya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.a mengaku bahwa, ASI menjadi satu-satunya air kehidupan bagi seorang bayi. “Tidak ada yang lebih baik selain ASI,” ujar dr. Eka.
Ibu menyusui, lanjut kadikes, pantangannya banyak. Ada beberapa makanan yang tidak boleh dikonsumsi. Selain itu, sebagai seorang ayah harus memiliki rasa sabar yang paripurna, serta harus siap-siap mendengar anak menangis.
“Jangan sampai anaknya nangis, yang dimarahi istrinya, karena dimarahi, seorang istri akan stres dan ASI tidak normal,” tutupnya. (gl 02).