Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar, H. Saepul Akhkam. |
LOMBOK BARAT , - Sebanyak 40 orang perwakilan dari berbagai asosiasi travel agent di Lombok Barat (Lobar) mengikuti Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif "Travel Agent & Digital Marketing", Senin (7/9).
Kegiatan ini menjadi pembuka dari rangkaian pelatihan yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar. Ada 16 pelatihan yang digelar Dispar Lobar selama dua bulan ke depan. Mulai dari Pengelolaan Desa Wisata, Manajemen Homestay, Tata Kelola Destinasi, Travel Agent, Pengelolaan Warung Makan, Handicraft, Fashion, dan lainnya.
"Skema kita untuk sampai minggu pertama November itu adalah capacity building untuk menyentuh kapastias SDM kita. Pesertanya kami minta yang pemula atau baru untuk kita latih. Ini dalam rangka untuk persiapan kita menempuh kenormalan baru di mana aspek SDM ini yang kita utamakan. Karena pariwisata berbasis holistik dan sustainable tidak boleh terlepas dari SDM," terang Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar, H. Saepul Akhkam.
Selain pemasaran pariwisata dan pengembangan destinasi wisata, pembangunan pariwisata juga harus bertumpu pada pengembangan sumber daya manusia para pelakunya dan bersifat holistik integratif. Artinya, lanjut Akhkam, pengembangan pariwisata tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Namun terintegrasi dan harus bersinergi dengan kegiatan lainnya.
Selain itu penerapan sustainable tourism yang mendorong kebangkitan pariwisata, sangat penting dalam menghadapi tantangan ke depan, terlebih lagi dalam kondisi pandemi saat ini adalah masalah kemampuan para pelaku pariwisata.
"Pelaku kepariwisataan itu luas, bukan hanya pelaku saja, industri saja, atau pemerintah saja. Tapi ini kolaboratif dan saling tergantung satu dengan lainnya. Maka diperlukan komitmen dan dukungan dari semua pihak," tegas Akhkam.
Khusus kepada para agent travel yang tergabung dalam banyak asosiasi, Akhkam berpesan,
"Saya berharap teman-teman agen travel ini dapat menjadi duta dan humasnya kepariwisataan di Lombok Barat," lanjutnya.
Di tempat terpisah di hari yang sama, Dinas Pariwisata juga menyelenggarakan workshop Desa Wisata untuk angkatan 1. Rencananya akan diselenggarakan sebanyak 3 angkatan dan bertempat di Hotel Puri Sharon Senggigi.
Sebanyak 40 orang perwakilan dari 20 desa wisata mengikuti kegiatan workshop yang ditujukan untuk melatih kemampuan desa dalam menyusun perencanaan atau master plan pariwisata desa yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Untuk 16 angkatan di semua jenis pelatihan, Akhkam memastikan materi digitalisasi kepariwisataan menjadi materi wajib.
"Selain untuk tema-tema pelatihan substantif, kita juga menyelipkan pelatihan untuk digital marketing. Kita ingin semua pelaku kita di level masyarakat ini mampu mempromosikan dirinya secara digital. Bila memungkinkan, kita siapkan aplikasi market place yang terintegrasi dengan website kita sehingga seluruh informasi kepariwisataan bisa tercover di situ," papar Akhkam saat bertemu dengan peserta dari desa wisata.
Kegiatan ini sendiri mendapat tanggapan positif dari Bupati H. Fauzan Khalid yang turut hadir sekaligus membuka kegiatan. Ia berharap kegiatan ini mampu mendatangkan keberhasilan dan memajukan pariwisata di tengah kondisi saat ini.
Dikatakan bupati, dengan posisi Lobar yang saat ini sama seperti daerah lain di tengah pandemi ini, pemerintah masih terus ingin mengmbalikan industri jasa pariwisata untuk bisa lebih maju dari sebelumnya.
"Industri pariwista basicnya adalah kebersamaan dan harus terintegrasi yang nanti memberikan harapan bagi industri ini. Dan ini butuh kerjasama kita, keluar itu kita satu kata, tidak boleh beda, dan yang keluar itu harus yang positif," pesannya.
Pelatihan pengembangan SDM ini menjadi salah satu upaya Dispar Lobar untuk memperbaiki dan membangun kualitas di sektor pariwisata Lombok Barat. Sebelumnya pemerintah melalui jajaran Dispar secara konsisten selama lima pekan bersama para pelaku wisata dan komunitas peduli melaksanakan aksi Bersih-Bersih Kawasan Wisata. Untuk menjamin keamanan berwisata, jajaran Dispar secara konsisten terus melakukan monitoring dan supervisi penerapan protokol kesehatan Covid-19 kepada usaha jasa pariwisata.
Dari hasil supervisi yang sangat ketat itu, pemerintah kemudian menyerahkan Sertifikat kepada para pengelola usaha yang sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik sesuai standar CHSE (Clean, Healthy, Safety, and Environtment) yaitu kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan hidup untuk memastikan keamanan pengunjung dan karyawan.
Hal ini dikarenakan membangun pariwisata harus dimulai dari masyarakat yang sehat, baru kemudian alam yang lestari, dan terakhir ekonomi.
Tidak lama lagi pemerintah juga akan meluncurkan hashtag #AyoKembaliKeSenggigi, sebagai semangat kolektif mengembalikan kejayaan kawasan wisata andalan daerah Lombok Barat.(gl 02).