Iklan


Jumat, 23 Oktober 2020, Oktober 23, 2020 WIB
Last Updated 2023-04-24T11:46:28Z
EKONOMIHOTELLOMBOK BARATPARIWISATA

Bupati Fauzan Buka Rakor Pembahasan Sumber Permodalan Sektor Parekraf


LOMBOK BARAT , - Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid membuka Rakor Pembahasan Sumber Permodalah Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) yang diadakan oleh Kementerian Koordinasi Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) RI bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, Jum’at (23/10) di Hotel Aruna Senggigi, Kec. Batu Layar.

Dalam kesempatan tersebut bupati dua periode ini menyampaikan terima kasih kepada pihak Kemenko Marves RI yang berinisiasi menyelenggarakan kegiatan tersebut dan diadakan di wilayah Kabupaten Lombok Barat.

“Ini menjadi motivasi kita semua bahkan menjadi bekal kita untuk memajukan UMKM di Provinsi NTB umumnya dan Kab. Lobar khususnya,” ungkapnya.

Di Lobar, pasca gempa kata bupati, hanya dua bulan merasakan normal sekitar bulan Januari dan Februari. Sebelum itu masih dalam suasana recovery, termasuk kunjungan-kunjungan wisatawan baru saja berdatangan. Akan tetapi setelah dua bulan tersebut datang virus corona (Covid-19) dan dirasakan dampaknya terutama di bidang pariwisata sangat menurun. Bahkan, lanjutnya, banyak yang bilang dampak Covid-19 ini lebih besar dari krisis tahun 1998. 

“Pelaku UMKM terutama di bidang kepariwisataan banyak yang mau tutup  bahkan tutup. Dan kegiatan seperti ini Pemda Lobar sangat menyambut baik. Mudah-mudahan ini bisa menghidupkan kembali dan bahkan bisa membina UMKM untuk lebih maju dari sebelum-sebelumnya, “ungkapnya.

Di Kabupaten Lombok Barat lanjut bupati, banyak sekali penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementeraian Sosial RI yang secara sadar mengundurkan diri  dari penerima manfaat PKH, kemudian membentuk usaha kecil dan bahkan memperkerjakan puluhan orang di usahanya sendiri. Tetapi kemudian sekarang  di masa pendemi Covid-19 ini UMKM yang ada di NTB dan Lobar khususnya lagi susah-susahnya karena yang dijual dan produksi itu adalah untuk konsumsi wisatawan seperti kue-kue, oleh-oleh  dan lain-lain. 

“Untuk membantu keterpurukan tersebut  harapan saya dan ini membutuhkan kerja sama semua pihak termasuk Kemenko Marves. Misalnya, 60 persen saja dari semua kebutuhan pariwisata bisa disupport oleh produk lokal, hal-hal sederhana misalnya gula merah, sandal jepit yang ada di hotel, transportasi yang disiapkan oleh produk lokal, saya yakin UMKM yang lagi lesu akan bangkit," harapnya.

Sementara itu, Asisten Deputi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Suparman Sirait mengatakan, peserta UMKM yang ikut sebanyak 25 UMKM yang tersebar di Pulau Lombok.

"Kegiatan ini adalah rangkaian putaran ketiga yang kita lakukan di lima Destinasi Prioritas yakni Destinasi Danau Toba, Destinasi Borobudur, Destinasi KEK Mandalika Kuta, Destinasi Kupang dan Destinasi Labuan Bajo," ujarnya.

Sirait menyebut, UKM adalah tulang punggung ekonomi. Namun pada saat sekarang berbeda dengan krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 UKM saat itu masih bertahan. 

"Tetapi dengan adanya Covid-19 ini ternyata lebih gila dahsyat dampaknya banyak UKM kita yang tutup," akunya.

Untuk mengatasi hal itu kata Sirait, banyak kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah mulai dari regulasi dan sudah diberikan kepada para pengusaha di sektor UMKM. Misalnya, berupa dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan CSR di bawah BUMN. (gl 02).