LOMBOK TIMUR , - Menyikapi tatanan kenormalan baru pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar sosialisasi dan simulasi, panduan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) bagi pelaku industri pariwisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sosialisasi dan simulasi panduan protokol kesehatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang digelar mulai Jumat (2/10) itu, dirangkai dengan FanTrip ke beberapa destinasi wisata di Pulau Lombok di antaranya Desa Sade dan Sukarara di Lombok Tengah, Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, Tiga Gili di Lombok Utara, dan Wisata Senggigi di Lombok Barat.
Koordinator Promosi dan Pendukung Wisata MICE Kemenparekraf RI Titik Wahyuni, dalam wawancara di kaki Gunung Rinjani-Sembalun, Ahad (4/10) pagi, mengatakan bahwa industri pariwisata di Pulau Lombok perlu penataan secara menyeluruh.
"Kunci pariwisata adalah sistem yang berkelanjutan dan menjaga lingkungan walaupun dalam Covid-19, ini sebuah tantangan kita semua untuk belajar lebih baik. Itulah yang memotivasi disusun dan disosialisasikannya panduan MICE," ungkapnya.
"Bagaimana cara kita mengelola dalam masa pandemi Covid-19 ini, perekonomian tetap jalan dan kita juga tetap peduli pada kesehatan. Ini maksud sosialisasi dan simulasi yang kita lakukan," jelasnya.
"Sehingga wisatawan yang akan ke Indonesia, percaya dan tak segan untuk melakukan perjalanan wisata dengan aman dan nyaman,” imbuhnya..
Titik Wahyuni juga menjelaskan bahwa panduan protokol kesehatan MICE, menekankan pada penerapan prosedur standar pelaksanaan kegiatan wisata MICE yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. (gl 02).