LOMBOK BARAT , - Pengembangan kawasan Gili Gede kecamatan Sekotong menjadi kawasan wisata terus dilakukan Pemkab Lombok Barat (Lobar). Salah satunya dengan meminta bantuan pemerintah pusat untuk menata kawasan wisata tersebut. Namun untuk pengembangan kawasan Gili Gede, hingga kini pulau yang didiami ribuan jiwa tersebut belum memiliki sumber air bersih.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Lobar, Made Arthadana mengatakan, Pemda sudah mengusulkan ke kementerian untuk pembiayaan penataan kawasan Gili Gede. “Intinya penataan Gili Gede ini terkait pembiayaan, kita minta bantuan ke pusat,” jelas Made. Dari hasil ke Jakarta, pihaknya sudah menyampaikan laporan ke bupati. Salah satu masukannya menyempurnakan master plan supaya lebih real.
Termasuk item-item infrastruktur dasar yang akan dibangun dan bagaimana sharing APBD. Terkait Item infrastruktur yang akan dibangun, yakni jalan poros tengah sepanjang 5 kilometer dan lingkar 15 kilometer. Jalan poros yang sudah dibangun tahun 2019 lalu 90 persen sudah terbentuk, tinggal beberapa titik belum. Untuk jalan poros ini sebenarnya sudah Masuk prioritas dianggarkan melalui DAK, namun karena DAK dipotong maka pembangunannya batal.
Dalam perencanaan, akan dibangun juga tiga unit dermaga, satu dermaga umum. Bisa jadi dermaga ini dibangun oleh pengusaha. Selain itu dibuat landmark. Perkantoran terpadu. Kemudian pasar nelayan, pengelolaan sampah di bawah koordinasi Dinas LH. Kelengkapan lainnya, tourism information center (TIC). “Kalau tidak salah ada enam poin itu, semua sudah disetting,”ujar dia.
Beberapa infrastruktur sudah disiapkan seperti listrik. Jalan penerangan umum pun sudah dibangun. Tinggal yang menjadi masalah klasik adalah air bersih. “Air bersih ini yang jadi soal (Kendala), dari dulu,” kata Made.
Untuk mengatasi permasalah air bersih ini, pihaknya sudah membuat perencanaan untuk suplai air dari darat Tembowong ke Gili Gede melalui bawah laut. Karena menurut Perbup, di kawasan Gili Gede tidak boleh dibangun sumur bor. Yang boleh sumur dangkal. Sehingga untuk suplai air harus dari darat. Hanya saja yang menjadi kendala adalah sumber airnya.
Terkait itu dalam perencanaan, pihaknya akan melakukan uji geolistrik mencari beberapa sumber mata air untuk membuat sumur bor. “Karena kalau persoalan instalasi clear bisa lewat pipa bawah laut,” ujarnya. Karena di lintasan bawah laut ke Gili Gede, ternyata sudah ada bule memasang pipa bawah laut untuk suplai air. Bule ini membuat sumur bor di darat kemudian menyedot menggunakan pompa melalui bawah laut ke Gili.
Alternatif lain jelas dia, untuk sumber air menunggu bendungan Meninting display oleh PDAM. Namun itu perlu menunggu waktu. Untuk persoalan air bersih ini kunci pokoknya ada sumber air, sebab pihaknya tidak berani membangun instalasi pipa bawah laut tanpa ada sumber air untuk display ke Gili Gede.
Selain itu, jelas dia bisa saja sebenarnya pengadaan air dilakukan pihak swasta. Namun tentu investor berhitung, kalau konsumen banyak investor pasti akan membangun alat suling air. Saat ini warga di Gili Gede bergantung air bersih dari galon. “Warga membeli air galon diangkut menggunakan perahu ke Gili,” katanya.(gl 02).