Iklan


Jumat, 20 November 2020, November 20, 2020 WIB
Last Updated 2023-04-24T11:46:01Z
MATARAMPROVINSI NTB

Hoaks Surat Permintaan Dana Kembali Beredar, Pemprov Berencana Laporkan ke APH

 

Surat Edaran (SE) yang mencatut nama Gubernur NTB Dr.H Zulkieflimansyah kembali beredar setelah sebelumnya surat serupa muncul di sejumlah media sosial dan WhatsApp Group. Tidak jauh berbeda dengan surat hoaks yang beredar sebelumnya

MATARAM -  Surat Edaran (SE) yang mencatut nama Gubernur NTB Dr.H Zulkieflimansyah kembali beredar setelah sebelumnya surat serupa muncul di sejumlah media sosial dan WhatsApp Group. Tidak jauh berbeda dengan surat hoaks yang beredar sebelumnya, SE ini juga ditujukan kepada pimpinan perusahaan yang beroperasi di NTB yang berisi permintaan bantuan dana pengamanan pelaksanaan Pilkada serentak pada 9 Desember 2020. Terkait dengan hal ini, Pemprov NTB berencana akan melaporkan pembuat hoaks ini ke Aparat Penegak Hukum (APH).

“ Hoaks surat edaran yang mencatut nama Gubernur kembali kami temukan. Kontennya mirip dengan yang beredar tanggal 10 November kemarin yaitu meminta dana pengamanan pelaksanaan Pilkada. Kami harus klarifikasi kembali biar masyarakat, terutama dunia usaha tidak mudah percaya dengan modus penipuan seperti itu,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB Najamuddin Amy, S.Sos, MM, Jumat 20 November 2020.

Ia mengatakan, di dalam surat hoaks tersebut, muncul nama pemilik rekening, nomor rekening dan nomor telepon. Selanjutnya di bagian akhir muncul nama Gubernur NTB plus tandatangan dan stempel yang menyerupai stempel resmi Gubernur NTB. Namun itu semua hanya rekayasa yang dibuat oknum yang tak bertanggung jawab. Karena sesungguhnya Pemprov NTB tidak pernah meminta perusahaan untuk mengumpulkan anggaran dalam rangka biaya pilkada. 

“Terlebih soal dana Pilkada itu sudah clear seperti yang pernah disampaikan Ketua KPU NTB. Semua daerah yang menggelar pilkada serentak di NTB sudah mengalokasikan anggaran Pilkada melalui APBD masing-masing,” jelasnya.

Berdasarkan hasil penelusuran Tim PRCC Biro Humas dan Protokol NTB lanjut Bang Najam, secara umum pelaku merupakan orang yang sama, dan ingin membuat ketidaknyamanan pada saat pemilu daerah berlangsung. Pencarian di sosial media dan media online tentang surat hoaks yang kedua kalinya ini, tidak terlihat muncul di provinsi lain. Dengan demikian munculnya surat kedua ini bisa dikatakan sisa-sisa sebaran random pelaku.

“Kalau di surat yang pertama kemarin, berbagai daerah juga secara bersamaan mendapatkan hoaks yang mirip dengan NTB seperti DKI, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jawa Barat, namun kali ini tidak. Ini hanya sisa-sisa sebaran random dari pelaku. Namun kami tetap merasa perlu melakukan klarifikasi agar masyarakat makin sadar bahaya hoaks,” tambahnya.

Hoaks ini adalah musuh peradaban bangsa. Dalam setiap sejarah peradaban dan bangsa, informasi bohong selalu menjadi tantangan bersama. “ Karena itu tugas kami ingin terus menjaga masyarakat agar tidak termakan oleh hoaks ini,” tutupnya.

Sementara itu Kepala Biro Hukum Setda NTB H. Ruslan Abdul Gani, SH, MH mengatakan, pihaknya sedang mempelajari beredarnya surat hoaks yang mencatut nama Gubernur tersebut. Melihat bahwa hoaks ini berbahaya, maka pihaknya merasa perlu membuat laporan ke kepolisian.

“ Perlu kita laporkan kalau memang sudah begini, muat di surat kabar juga, bahwa itu tidak benar kan begitu. Saya sedang mempelajari ini. Memang ada rencana untuk melaporkan,” ujarnya.

Senada dengan Karo Humas,  Ruslan Abdul Gani juga mengimbau masyarakat agar tidak gampang percaya dengan informasi yang beredar di media sosial. Pastikan untuk tabayun serta check dan recheck informasi yang diterima. (gl 02)