Iklan


Selasa, 15 Desember 2020, Desember 15, 2020 WIB
Last Updated 2023-04-24T11:45:20Z
MATARAMPROVINSI NTB

NTB Dukung Misi Penyelamatan Lingkungan Melalui Insentif Fiskal Berbasis Ekologi

 

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menjadi Keynote Speaker pada kegiatan “Workshop Intensif Fiskal Berbasis Ekologi Untuk Mendukung Pencapaian SDG’s di Provinsi NTB”

MATARAM,  - Provinsi NTB dikenal sebagai daerah yang dianugerahi kekayaan alam dan sumber daya yang melimpah, juga dipenuhi dengan berbagai ekosistem yang khas. Diantaranya, ekosistem hutan pegunungan, teresterial dan pantai. Semua itu merupakan aset utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang terintegrasi dengan upaya pelestarian Sumber Daya Alam di NTB.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menjadi Keynote Speaker pada kegiatan “Workshop Intensif Fiskal Berbasis Ekologi Untuk Mendukung Pencapaian SDG’s di Provinsi NTB” melalui video conference, Selasa (15/12/20) mengatakan, Pemerintah Provinsi NTB telah menggagas berbagai program unggulan yang diharapkan dapat mengakselarasi percepatan pebangunan di NTB. Hal ini sekaligus menjawab berbagai tujuan pencapaian pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional (SDG’s).

Dalam hal ini kata Wagub, Pemprov NTB mendukung penuh segala bentuk misi penyelamatan lingkungan melalui insentif fiskal berbasis ekologi. “Prinsip kita, warisan terbaik yang bisa kita berikan untuk anak dan cucu kita adalah lingkungan yang lebih baik di masa yang akan datang”, tambah Umi Rohmi, sapaan akrabnya.

Seluruh jajaran Pemprov NTB juga harus sungguh-sungguh menyatukan mindset mengenai pembangunan berorientasi lingkungan, “Kita tidak boleh main-main, kedepan seluruh pembangunan NTB harus orientasinya lingkungan, produktivitas berjalan tetapi tidak mengorbankan lingkungan”, ungkap Umi Rohmi. 

Wagub menyampaikan bahwa pihaknya memiliki enam misi utama pembangunan NTB lima tahun kedepan. Salah satunya adalah NTB Asri dan Lestari, yang diimplementasikan dalam bentuk program prioritas, NTB Hijau (Rehabilitasi Lahan Kritis) dan NTB Zero Waste (Penanganan dan Pengelolaan Sampah).

Untuk mengoptimalkan program tersebut, dibutuhkan komitmen yang kuat dan sinergi baik dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah desa dalam proses pencapaiannya. Oleh karena itu, dibutuhkan seperangkat instrument yang mampu mendorong integrasi dan sinkronisasi tersebut, salah satunya dengan memberikan insentif fiskal kepada pemerintah kabupaten/kota dalam mendorong program tersebut secara simultan.

Sebelumnya Kepala Bappeda Provinsi NTB Dr. H. Amry Rakhman mengatakan, masa depan sumber daya alam hutan di NTB bergantung dari bagaimana semua pihak memperlakukan hutan tersebut, apakah akan melakukan perlindungan, konservasi, pelestarian atau justru melakukan eksploitasi.

Ia mengatakan, pihaknya memiliki komitmen untuk melindungi hutan dengan baik, dan untuk memelihara dan menjaganya, membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu baik pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.  Pihaknya juga mendukung misi penyelamatan lingkungan melalui insentif fiskal berbasis ekologi dengan memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang melindungi linkungannya terutama sumber daya hutan.

“Kalau dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan, secara umum ada tiga hal yang kita pertimbangkan, pertama pembangunan harus sesuai dengan lingkungan, kedua banyak masyarakat di sekitar hutan yang menggantungkan hidup dengan sumber daya hutan dengan mempertimbangkan sosial, ekonomi dan budaya, bagaimana keserasian diantara aspek pembangunan berkelanjutan itu yang menjadi penting untuk didalami”, tuturnya.

Terakhir Kepala Bappeda berharap melalui workshop ini dapat mendukung percepatan pembangunan di NTB dan memberi manfaat bagi masyarakat. (Gl 02).