Salah satu peserta saat kompetisi brewing |
LOMBOK BARAT , - Di hari ketiga Sheraton Senggigi Barista Competition ditutup dengan Kompetisi Brewing. Kompetisi kali ini sudah dimulai sejak pukul 09.00 pagi. Selain kompetisi brewing, satu hari sebelumnya Sheraton Senggigi Barista Competition juga menggelar kompetisi Latte Art.
Pada kompetisi brewing, dengan metode manual brewing, para peserta hanya memiliki waktu maksimal 10 menit untuk mempresentasikan hasil karyanya kepada para juri. Manual brewing sendiri merupakan salah satu cara menyajikan kopi, yang diseduh secara manual, tanpa menggunakan mesin.
Salah satu juri dalam Sheraton Senggigi Barista Competition, Restu Sadam mengatakan, dalam kompetisi Brewing penilaian dititikberatkan pada keseimbangan rasa.
“Karena ini kopinya sama, jadi ibaratnya kita cari barista mana yang bisa ngeluarin karekreristik si kopi ini dengan rasa yang balance dan after taste yang clean,” ujar Restu usai kegiatan, Sabtu (30/1).
Restu menjelaskan, sistem penilaian diambil dari scoresheet World Brewers Championship. Karena kompetisi ini sistemnya battle, lanjutnya, cara penilaian difokuskan by taste langsung.
“Lebih detail kriterianya itu dari sweetness, acidity, cleannya, after tastenya, bodynya. Lebih ke balance sih jatuhnya,” katanya.
“Kalau di kompetisi Latte Art kemarin sistemnya battle juga. Kalah gugur tanpa ada scoresheet, langsung tunjuk pemenang on the spot. Kriteria penilaian tetap kita ikuti World Latte Art Championship tapi disini lebih disederhanakan, disini kita nilai by visual saja,” lanjutnya.
Antusias kompetisi barista yang baru pertama kali digelar Sheraton Senggigi Beach Resort berkolaborasi dengan Hungry Bird Coffee Roaster dan Dinas Pariwisata Lombok Barat ini mendapat respon positif dari para batista lokal maupun luar Lombok. Panitia terpaksa membatasi hanya 60 peserta saja, masing-masing 24 peserta kompetisi Latte Art, dan 36 peserta kompetisi Brewing.
“Antusias peserta oke, karena slot yang disediakan itu terisi penuh. Seru dan semangat apalagi dalam suasana pandemi sekarang ini. Dengan adanya acara seperti ini kita bisa membantu untuk buat para barista tetap semangat untuk belajar. Prospek buat barista di Lombok itu sebenarnya semua bisa untuk berkompetisi, entah barista yang baru maupun yang lama, tidak ngaruh sebenarnya, tinggal dia harus mempersiapkan skill, knowledge dan tentunya mental terutama saat berkompetisi,” terang barista dan juara Indonesian Latte Art Championship 2019 ini.
Kompetisi Brewing berhasil dimenangkan oleh Mizan Rahman. Barista Kinta Coffee yang berlokasi di Mataram ini mengaku dirinya tak menyangka berhasil keluar sebagai juara pertama.
“Kompetisi ini saya taunya dari sosial media. Untuk kompetisi ini saya latihan selama empat jam sehari. Saya juga tidak menyangka bisa jadi juara 1 dalam kompetisi ini,” ungkap barista
Ini dia juara-juara Sheraton Senggigi Barista Competition.
Kompetisi Latte Art :
Juara 1: Ni Luh Ayu Sukreni (Coffee Cartel, Bali)
Juara 2: Samsul Anwar (Maktal Coffee Bar, Mataram)
Juara 3: Imam Fathurrahman (Rota Kopi, Mataram)
Kompetisi Brewing :
Juara 1: Mizan Rahman (Kinta Coffee, Mataram)
Juara 2: Marta Arisman Ratnadi (ION Café, Mataram)
Juara 3: Muhammad Sa'dullah (Rumah Dedek Coffee, Mataram).
(Gl 02)