Ketua FKUB (Forum Kerukunan Ummat Beragama) Kabupaten Lombok Barat Buya Subki Sasaki |
LOMBOK BARAT , - Ketua FKUB (Forum Kerukunan Ummat Beragama) Kabupaten Lombok Barat Buya Subki Sasaki menyentil persiapan perhelatan balap motor kelas dunia atau world superbike (WSBK) dan MotoGP.
Pasalnya, pemerintah sepertinya hanya fokus pada penyiapan infrastruktur, jalan, sirkuit, hotel saja. Namun dinilai lupa menyiapkan sarana prasarana religi untuk kegiatan beribadah.
Seperti penyiapan perangkat ibadah semua pemeluk agama, baik islam, hindu, Budha, Kristen di hotel-hotel. Dan termasuk sarana pendukung seperti toilet di tempat ibadah yang berada di sepanjang jalur kedatangan tamu WSBK, mulai dari Lobar hingga Lombok Tengah. Subki Sasaki Sabtu (30/10) mengatakan jelang WSBK ini ada dua hal penting yang harus disiapkan pemerintah.
"Pertama mempersiapkan Infrastruktur dan kedua mempersiapkan struktur,"jelas dia. Penyiapan infrastruktur menjadi liding sektor pemerintah karena sebagai pihak yang menganggarkan.
Seperti penerangan jalan, jangan sampai ada yang gelap. Dari sisi keamanan, jangan sampai ada tamu jadi korban kejahatan. Hal ini sangat penting disiapkan, karena sekali saja nama daerah rusak maka sulit untuk memberikan kepercayaan bagi masyarakat dunia. Sehingga pemerintah akan rugi, karena bisa saja infrastruktur sirkuit yang sudah dibangun dengan dana besar justru tidak terpakai (mangkrak) karena ketidaksiapan dari berbagai aspek ini."Khusus dari kacamata kerukunan, saya sebagai ketua FKUB Lobar memberikan masukan kepada Pemprov, dan semua Pemda. Kita harus siapkan struktur pendukung,"jelas Buya Subki.
Penyiapan struktur pendukung yang dimaksud jelas dia, misalnya ada hotel berbasis syariah seperti konsep yang digaungkan pemerintah yakni halal tourism. Ia melihat sejauh ini, kebanyakan hotel-hotel baik di Lobar maupun daerah lain belum menyiapkan perangkat ibadah, seperti sajadah, arah kiblat, kitab suci. Termasuk tempat khusus untuk wudhu di kamar hotel banyak tidak disiapkan. Karena tempat wudhu ini berbeda dengan keran untuk mencuci dan mandi. Bagiamana nantinya kalau masyakarat dunia menempati Hotel namun tidak disiapkan perangkat ibadah. Hal ini meskipun aspek kecil akan tetapi menjadi penilaian mereka.
Lebih lanjut kata dia, bagian dari infrastruktur yang masuk dalam struktur adalah di dua tempat yang vital. Seperti di Bandara dan pelabuhan, masjidnya harus betul-betul standar internasional, dan rerfresentif. Menurutnya Masjid di Bandara masih Kecil, dibanding dengan masjid bandara yang ada di Bali. Sementara Masyakarat dunia mau berkunjung ke Lombok. Pihaknya juga berharap hak-hak umat beragama diperhatikan dan dijamin. Bila perlu di setiap kamar hotel disiapkan kitab suci, mulai dari Alquran, Weda dan Injil. "Pokoknya kitab suci semua agama disiapkan, karena tamu ini bukan hanya Muslim namun non muslim juga,"jelas dia.
Lebih-lebih tradisi membaca warga asing itu tinggi. Sehingga perlu dihidangkan buku pengenalan kebudayaan. Apa pernak-pernik yang akan dijual harus ada bukunya yang sudah ditranselet ke dalam dua bahasa yakni bahasa Arab dan Inggris. Misalnya bagiamana soal kerukunan umat beragama. Potret kebhinekaan, kerukunan, perdamaian dan kearifan lokal di kemas dalam sebuah buku. "Hal ini harus dimunculkan sehingga orang bisa mengenal kita seperti apa,"ujarnya. Sekaligus kata dia, ini model promosi tentang daerah dan negara. Pihaknya juga berharap agar di SPBU perlu menyiapkan musola yang standar internasional. Termasuk sarana prasarana masjid di pinggir jalan. "Semua masjid harus dibenahi, terutama kondisi toiletnya perlu standar internasional. Terutama masjid di jakan Protokol, pintu masuk bandara dan pelabuhan Lembar,"ujarnya.
Menurutnya, pemerintah jangan hanya fokus pada menu-menu Kuliner namun tak kalah penting juga menu religi. Karena bicara infrastruktur Negara di luar negeri jauh lebih maju, tetapi pernak-pernik kebudayaan dan kebhinekaan semacam ini tidak dijumpai di banyak tempat. Tinggal kata dia, bagaimana Pemda termasuk Lobar menangkap hal ini. Karena bagiamanapun Lobar memiliki posisi strategis sebagai gerbang kota, sebab jadi pintu masuk tamu. Karena itu, ia mendorong agar Pemda Lobar juga menangkapnya. Misalnya dengan mengalokasi tambahan anggaran untuk FKUB. Nantinya FKUB melakukan hal-hal semacam ini. Misalnya hal sederhana namun berkesan, FKUB akan bagi bunga bagi tamu. Dimana dalam bunga itu ada doa perjalanan enam agama. "Ini akan luar biasa, jadi tamu membaca bahwa kita daerah aman, nyaman dan rerfresentif bagi mereka,"ujarnya. (gl 02)